Friday, October 14, 2005

finding solo

Berkunjung ke solo seperti pulang ke rumah eyang yang nyaman dan hangat. Bukan saja karena gue lahir di sana - di rs brayatminulya tercinta - tapi juga kota ini begitu menyenangkan dan meneduhkan hati. Panas matahari yang begitu terik tidak akan terasa begitu kita duduk di depan pohon yang rindang di teras rumah. Angin sepoi sepoi, wajah wajah ramah yang melintas di depan kita membuat mata terasa berat dan badan pun tersender tanpa daya di kursi tak bergerak.

Perjalanan di Solo dimulai dari dalam Puri Mangkunegaran. Sayangnya sedang ada bazaar dan pameran di halaman depan puri yang indah ini. Kalau ini adalah bentuk kompromi soal budget pemeliharaan puri, tetap saja terasa sayang sekali. Kemeriahan bazaar tersebut membuat keindahan dan kemegahan tempat ini berkurang banyak banget.

Tapi keberuntungan menyertai di perjalanan kali ini. Gue dan teman teman diperbolehkan masuk ke dalam area pribadi puri mangkunegaran. Melewati pintu gerbang di sebelah belakang, gue tiba di kebun belakang yang teduh. Lorong dengan ruangan yang sudah dibongkar menjadi toko suvenir kecil ataupun dibiarkan kosong tampak bersih sekali. Kemudian masuk ke ruang penerimaan tamu untuk keluarga kerajaan. Ruang yang cukup besar dengan jendela kaca yang dihiasi logo mangkunegaran, kursi dengan hiasan emas dengan susunan melingkar, foto foto alm mangkunegaran dan juga raja yang bertahta sekarang tampak menghiasi ruangan ini. Di sebelah kiri adalah ruang makan dengan nuansa kayu jati coklat yang masih dipergunakan sampai sekarang, lengkap dengan para abdi dalam yang siap melayani.

Keberuntungan tidak berhenti sampai situ. Rombongan kita bertemu dengan Gusti Putri Satuti Yamin yang dengan baik hati memperbolehkan melihat ruang dandan pribadi yang dipergunakan oleh puteri puteri Mangkunegaran. Ruang yang cukup besar ini dihiasi oleh kaca besar di 4 sudut. Jadi sang putri akan berdiri di tengah ruangan, dan dari situ akan bisa meliat dirinya di segala penjuru untuk mengecek penampilannya. Lemari baju tertanam di dinding dinding kamar, dengan boneka berbusana Jawa untuk segala acara sebagai penandanya. Sungguh perkawinan arsitek & ornamen jawa -barat yang sangat memukau.

Setelah itu, gue juga sempat mengintip tempat mandi para puteri raja yang aksesnya berhubungan langsung dengan ruang berdandan. Semua masih diusahakan asli, hanya closet nya yang sudah memakai closet modern. Ada bak mandi di pojok ruangan, lalu ada tempat dayang dayang menunggu si puteri mandi si sisi kiri dan kanan. Ngga bisa kebayang rasanya mandi dipelototin oleh dayang dayang yang minimal 4 orang lah :)

Setelah itu, gue melanjutkan perjalanan ke salah satu makanan khas solo yaitu KIKIL BAKAR di RM Sate Kambing Asli (kali ada sate kambing palsu nih di Solo) (Jl. Gajah Mada 93). Ngga tahu kenapa, Kikil itu sangat populer sekali di Solo. Rasanya kita bisa menemukan makanan ini di seluruh sudut kota baik siang atau malam. Kikil bakar ini adalah kikil kambing yang dibumbui bumbu gulai dan kemudian dibakar seperti sate dengan kecap. Rasanya yummy banget, kenyal kenyal dan manis. Juga ada Sate Buntel yaitu sate dari daging kambing yang dicincang halus kemudian dibumbui dan dibungkus dengan lemak kambing kemudian dibakar. Sumpahhhh, sebenarnya geu bukan penggemar kambing tapi yang ini enakkkk buangetttt. Apalagi dimakan dengan kuah gulai (kambing juga..) yang sedap.

Malamnya dengan semangat 45, tanpa menghiraukan hujan yang turun rintik rintik gue ditraktir oleh Pak BW (makasih yah Pak) ke sebuah cafe kecil di samping hotel Novotel, yaitu O-Solo-Mio Galleria & Restorante (Jl Slamet Riyadi 253) Tempat nya kecil, di sebuah rumah tua yang asri tapi ajaib banget, menyediakan makanan Italy authentik. Misalnya Pizza nya masih dibakar dengan tungku besar yang pasti membuat pizzanya berasa crispy abiss. Untuk appetizer, kita memesan bruschetta (rotinya garing di tepinya, tapi empuk di dalam..enak banget) dan calamary. Penyajiannya juga dibuat cantik sekali. Pilihan pasta yang cukup lengkap, grill beef dan seafood dengan bermacam macam saus lengkap dengan pilihan wine yang beragam. Sungguh pause yang menyenangkan setelah mencicipi masakan Jawa yang manis dan berbumbu. Tempat seperti ini pasti banyak kita temukan di Bali, tapi menemukan nya di solo sungguh kejutan yang menyenangkan. Gue suka dengan compliment dari mereka yaitu chips dengan saus pesto yang top abis..



Setelah istirahat sejenak di hotel, jam 1 malam kita keluar lagi untuk mencicipi kehidupan malam di solo. Di Solo ada kebiasaan nongkrong malam di HIK atau wedangan ala Solo yang bisa ditemui di banyak pojok kota. Sebenarnya ngga ada juga yang tahu kenapa wedangan di Solo disebut dengan hik, sudah turun temurun disebut nya kaya gituh. Di sini ada teh, kopi hangat. Favorit gue adalah wedang ketan. Jadi air panas dicampur dengan ketan hijau (kalau di jakarta ketan ini biasa dimakan dengan ketan) dan gula. Hangatnya wedangan ini cocok banget dengan suasana malam yang rada gerimis ini. Lalu ada goreng gorengan kaya sosis solo tentunya, tempe, tahu ada jadah (=ketan) bakar, lalu ada apollo (ketan bakar yang tengahnya diisi dengan coklat) dan juga nasi kucing (nasi sedikit dengan lauk bandeng dan sambal). Tersedia juga peyek, sate, atau kikil (again??? hehehehe) sebagai tambahan lauk nasi kucing.

Setelah nongkrong, tanggung banget akhirnya kita mencoba Gudeg ceker Margoyudan yang sangat legendaris. Gudeg ini bukanya jam 1 malam - kira kira jam 6 pagi. Rasanya memang dashyat banget. Ceker nya lembut banget dan ada 2 pilihan ceker ayam kampung dan bukan. Gudeg ini bisa dimakan dengan nasi atau bubur, tinggal pilih sesuai selera. Rasa guedgnya ngga semanis gudeg Yogya, sambal goreng krecek nya juga enak banget. Pokoknya biar mata hampir merem, makan teteup lahap.


Besok paginya, kita berkunjung ke Serabi Notokusuman (Jl. Moh Yamin 49). Ada beberapa toko yang namanya sejenis, make sure ajah ngga salah nomor. Soalnya ntar rugi, serabi nya endang bambang alias enak banget. Lembut dan melted di mulut. Sekaligus kita bisa melihat pembuatan serabi ini. Jadi jangan kaget kalau tempatnya panas banget persis kaya di sauna. Kalau mau dibawa sebagai oleh oleh, mereka akan membungkus di kardus dengan cantik dan supaya gampang di bawa. Tapi hanya bisa tahansamapi 24 jam, jadi sampai di jakarta harus dimakan cepet cepet.

Setelah itu kita mencicipi Pecel Ndeso di Warung Tempo Doloe (Jl. Dr soepomo 55). Warung ini asyik banget tempatnya. Konsepnya warung tapi sudah lebih premium. Di tengah digelar berbagai macam pilihan makanan; ada nasi putih dan beras merah yang lebih sehat. Pecel dengan sambal kacang atau sambal wijen (yummy, kudu dicoba) atpi dengan kuah tumpang. Berbagai gorengan (empal, ayam, sate, telor, sosis solo, tempe bongkrek (tempe dari ampas tahu) dan juga aneka oseng oseng yang arsanya mirip banget ama masakan nyokap. Kerupuk kerupukan dan aneka penyek. Minuman nya khas banget yaitu Es Kunir Asem, beras Kencur..mungkin juga ada es temulawak kali :p

Jangan lupa mampir beli oleh oleh di Toko Orion (Jl. Sumohardjo 80). Di sini ada Mandarin Cakes yang sangat legendaris. Top banget. Sekarang jenisnya juga sudah macam macam. Harganya sekitar 35 - 55 ribu untuk ukuran kecil. Selain itu ada fav gue yaitu Bagelen Basah..I luv it..Yang bisa nyaingin hanya bagelen basah nya Abadi di bandung. Selain itu ada macam macam oleh oleh khas Solo kaya rengginang, dodol, brem, lapis legit, keripik keripikan. Lengkap banget. Kalau beli banyak minya di kardusin saja supaya bawanya ngga ribet.

Ke Solo belum lengkap kalau ngga ke Pasar Klewer buat belanja batik. Tips buat beli batik murah: jangan bergerombol dan bilang ajah buat dijual lagi, pasti harganya turun jauh banget.

Friday, October 7, 2005

lost in petak sembilan

Beberapa minggu lalu, gue mabal dari kantor hehehehe ... Setelah kepikiran beberapa ide mau ngapain, akhirnya gue memutuskan buat menjelajahi glodok dan sekitarnya, soalnya lagi pengen beli serial korea juga sih..Dari terminal Blok M gue naik busway Transjakarta yang tercinta, murah cuma 2500 sajah...Sayangnya pas mau naik bus, pada berebutan gituh, aduhhhh pening deh, warga Jakarta ini susah banget yah disuruh antri :(

Gue turun di Setasiun Glodok, lalu menyeberang ke kiri, jalan kaki dikit sampailah ke Glodok. Di situ bener bener surganya elektronic stuffs, langsung deh gatel ngelihat barang barang ... tUhan kuatkan hatiku :)
di lantai 3/4, banyak juga dijual alat medis yang harganya miring banget, kaya nyokap kan sakit diabetes jadi tiap pagi kudu periksa gulanya. Strip buat periksa gula biasanya gue beli di Guardian itu 170an lah isi 25, di Glodok harganya 210 an tapi isi 50...gubrak ngga sih !!!

Terus yang udah pasti sih DVD copyan murah banget, 1 disc bisa 4000 belum nawar dan kalo beli banyak bisa lebih murah lagi deh. Cuman hati hati ajah, pas gue beli dvd yang kepingnya ngga ada gambar filmnya (biasanya cuman kertas putih, ada ketikan judul film nya), biasanya ngga bisa diputer di player yang bagus dan bermerk. Tapi bisanya malah di player keluaran cina yang abal abal gituh. Cuman kalo menurut gue sih, kalo dari kelengkapan film masih lebih bagus di Mangga Dua or Ambasador.

Keluar dari Glodok, gue mengarah ke Pasar Petak Sembilan, pas di belakangnya. Absolutely gue cinta pasar ini hehehehehe. Di bagian depan, masuk ke arah dalam, ada kios kecil yang jual kain. Bukan kain sembarang kain, tapi sisa garment, jadi lucu lucu buangettttt dan yang lebih penting : 1m cuman 10 rebu dan kalo banyak jangan lupa abangnya diabused dan ditawar :p. Selain kain buat baju juga ada kain buat seprei juga. Tapi berhubung namanya juga sisa garment, jadi stock nya ngga terlalu banyak.

Selain itu banyak juga toko toko yang ngejual barang barang (makanan) import dengan harga murah. Biasanya dari Malaysia or Singapore kaya susu, makanan kaleng, indomie korea, olive oil, cemilan, candies dll. Pokoknya hari itu gue persis kaya mak mak, kalap bow beli beli ginian :p

Kalau jalan terus ke belakang, makin asyik deh. Banyak toko obat China, toko makanan Cina, bahkan toko buku cina yang kayanya sih lengkap banget isinya. Kalau bisa dibilang, persis kaya pasar Blok M, juga Blok M nya Kota, soalnya transaksi lebih murah kalo bisa bahasa mandarin hehehehehe. Petak sembilan ini mengingatkan pas gue jalan jalan ke Pasar Muara Angke (yessss, yang jauh banget ituh hehehehehe), banyak juga barang import yang aneh aneh dijual di situ denagn harga murah.

Pasar basahnya juga asyik banget. Kalau suka belanja di pasar tradisional, mendingan belanja di pasar yang deket daerah pecinan. Karena biasanya barang yang dijual, kualitas nya pun lebih bagus dan lebih fresh.

TIPS:
- pakai baju yang light and menyerap keringat, soalnya panas bangetttttt dan flat shoes biar ngga pegel
- sun block is a must
- kalau ngga berani makan, ada AW ama es Teler 77 di sana
- bawa temen yang bisa bahasa cina is an advantage
- bawa duit cash yang cukup, ntar nyesel lho :p




Thursday, October 6, 2005

crying out love, in the center of the world


Sekai no chûshin de, ai o sakebu
(Crying Out Love, in the Center of the World)

"When you die, does love die too??? "

Directed by
Isao Yukisada
Writing credits Kyouichi Katayama (novel)
Yuji Sakamoto (screenplay)

Cast :
Takao Osawa - Sakutaro Matsumoto
Kou Shibasaki - Ritsuko Fujimura
Masami Nagasawa - Aki Hirose
Mirai Moriyama - Sakutaro Matsumoto (High School)

THE STORY:
Sakutaro Matsumoto, cowok 30 tahunan siap siap akan menikah dengan tunangan nya Ritsuko Fujimora. Pas lagi pindahan ke rumah Saku, Ritsuko menemukan sebuah kaset dan ternyata itu adalah kaset berisi rekaman suara mantan pacar Saku, Aki. Saku kemudian menemukan surat dari Ritsuko bahwa ‘dia perlu pergi bentar dan jangan kuatir”. Saku akhirnya tahu bahwa Ritsuko pergi ke kota asalnya dan dia pun menyusul.
Pada saat mencari Ritsuko, Saku teringat kembali kisah kasih nya dengan Aki waktu dia SMA pada tahun 1986. Aki adalah cewek ngetop banget di sekolahnya; cantik, pinter dan jago olahraga yang kemudian meninggal karena leukimia. Akhirnya pencarian Ritsuko menjadi pencarian diri Saku; sanggupkan dia melupakan Aki dan cintanya??


FROM ME:
Susah banget nyari film ini, gue penasaran banget karena .... judulnya hehehehehe, abis menarik dan romantis banget ..iya ngga sehh??

Kedua karena pernah baca film ini adalah salah satu film box office tahun 2004. Even juga dibikin serial TV nya. Film ini diangkat dari novel (yang laris juga, kejual hampir 3 juta copies di Jepang) karya Katayama Kyoichi.
Ketiga, director nya, Isao Yukisada adalah mantan astrada sutradara beken Jepang, Shunji Iwai. Ngga heran kalo cinematography nya juga yang biasa dipakai oleh iwai yaitu Noboro Shinoda. Jadi kudunya sih pasti bagus dong.

Ceritanya sih sebenarnya klasik banget tapi penggarapannya ngga cengeng dan over sentimentil. Bolak balik flash back dan present nya mulus banget dan malah bikin kita makin ngerasai perasaan cinta nya Saku ke Aki. Salut banget buat pemeran Saku dan Aki waktu SMA, bagus banget mainnya dan ngga berlebihan. Kaya penggambaran Aki yang lagi sakit atau Saku yang mukanya kadang kadang suka kaya orang bego sambil naik skuternya. Cute banget ngelihat mereka nggunain kaset instead of surat buat curahan hati nya. Siapa sebenarnya Ritsuko yang keungkap di akhir cerita bikin twist yang bagus banget di film ini.Ending nya sih sebenarnya rada open yah, apakah Saku balik lagi ama Ritsuko atau ngga.

Film ini bisa mem potray dengan manis, lucu, sedih kisah cinta waktu SMA dengan pas. Gambar gambarnya indah, score nya juga bagus banget – kaya waktu temen se RS nya Aki meninggal, gambar tuh hening banget untuk beberapa detik cuman ada suara kaki Aki yang lari ke arah Saku.

Gue paling suka adegan akhir waktu Saku ngedengerin terakhir kali suara Aki di Uluru – center of the world nya Aki – duh tuh air mata gue langsung tes..tes..tes :p

semarang

Sabtu , 2 minggu lalu, berangkat ke Semarang buat kerja. Sambil nungguin shooting, jadi banyak juga terekspos fakta fakta soal kota yang panasnya gilaaaaa bangettttt ini. Kaya gue baru tahu kalo Semarang ini berasal dari kata asem dan arang, karena dulu banyak banget pohon pohon asem yang jaraknya jarang jarang. Juga baru tahu kalo kota ini udah ada sejak tahun 1476M dan didirikan oleh Ki Ageng Pandan Arang. Lalu raja ini digantikan oleh anaknya yaitu Pandan Arang Junior (aka KA Pandan Arang II) tanggal 2 Mei 1547 yang menjadi hari ultah kota Semarang ini.

Dulu dikenal sebagai Venesia dari Timur, karena tiap sore, noni noni Belanda pada berperahu menikmati kota dari Sociteit Brug (jembatan Berok) – Kp Melayu

Tahun ini, Semarang memperingati 600 tahun pendaratan Laksamana Cen Ho di kota ini. Laksamana ini merupakan awal dari migrasi penduduk Cina di Semarang yang akhirnya menjadikan tradisi dan budaya yang unik di sini karena perkawinan antara Pribumi dan Chinesse. Untuk menghormati L. Cen Ho ini dibangun lah suatu vihara yang sangat besar dan terkenal yaitu Gedung Batu


LAWANG SEWU

Kalau melewati TUGU MUDA di Semarang, di salah satu sudutnya ada sebuah bangunan tua yang sangat legendaris dan terkenal yaitu LAWANG SEWU, yang berarti seribu pintu dalam bahasa Indonesia untuk menggambarkan betapa banyaknya pintu atau bahasa Jawa nya “lawang” yang terdapat di bangunan ini.

Gedung ini sudah berdiri sejak tahun 1863 pada jaman penjajahan Belanda. Gedung yang tadinya megah ini merupakan gedung Kantor Jawatan Kereta Api Hindia Belanda, atau Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Bangunan bergaya art deco itu lahir melalui tangan arsitek BJF Klinkhamer dan J Quendag.

Sekarang gedung ini sudah tidak terpakai lagi dan dibiarkan terbelangkai. Karena tidak terawat, ngga salah kalo gedung ini terkesan sereeem abisss plus didukung oleh banyaknya rumor rumor seram seputar gedung ini.

Karena lokasi nya yang strategis sekali, ngga mungkin banget kalo tidak ada investor yang berminat untuk mereno. Tapi syahdan segala upaya untuk memugar gedung ini tidak ada ”dukungan” dari para ”penghuni” nya sehingga semua ga-tot. Yang ada tempat ini menjadi tempat favorit ajang uji nyali ala Dunia Lain kayanya :p

Gue berkunjung siang hari. Bukan nya takut sih, cuman memang schedule ngga memungkinkan, padahal pengen banget sih soalnya rame rame jadi berasa aman hehehehehe. Yang jelas, first impression, gedung ini dibangun dengan bahan kualitas no 1 tanpa dikorupsi, karena bangunan nya masih sangat indah dan kokoh walaupun tidak terawat. Di dalamnya ada taman yang cukup luas dengan beberapa bangunan kecil di pinggir. Terus ada sekitar 3 rumah kecil di pinggirnya, yang mungkin dulu sebagai tempat penjaga gedung nya kali yah

Oya, di pintu utama, ada kantor pengelola, jadi ijin dulu kalo mo foto foto. Pas masuk ke dalam gedung utama, baru berasa spooky nya deh. Gelap ngga ada listrik. Kebetulan ada Bapak tua penjaga gedung itu yg menemanin sambil – sumpee deh – ngga berhenti ngobrolllll dan minta ijin sana sini kepada penghuni nya.

Lewat pintu utama ada tangga menuju lantai 2 dengan kaca berhias yang keren banget dan awet sampai sekarang, hanya sedikit rusak di bagian bawah persis kaya kaca pajangan jendela yang di ada di gereja gereja. Sekilas, gue pikir gambarnya Ibu Maria deh heheheheh. Setelah itu baru banyak ruangan ruangan kosong dan koridor koridor panjang (cocok banget buat shooting jalangkung 2 kayanya) yang adem banget. Semarang tu super duper panas, tapi di koridor angin berasa semilir banget. Di koridor ini, gue langsung terbayang suasana waktu gedung ini masih dipakai sebagai kantor KA, pasti pegawai nya pada betah semua. Sayang, ngga sempet lihat lihat bangunan dalemnya, duty call J

What a beautiful building !!!



KOTA LAMA

Sedikit foto foto dari daerah Kota Lama di Jalan Let. Jend Suprapto. Dulu daerah ini disebut “The Little Netherland” atau Kampung Eropa atau Outstadt Europeshebuurt. Di mana pada jaman colonial, Kota Lama merupakan area yang dihuni oleh para bule – sinyo & meneer ini. Salah satu bangunan yang terkenal adalah Gereja Bledug. Dari jalannya saja, sudah berasa istimewa, jadi bukan terbuat dari batu tapi kaya ubin yang terbuat dari batu. Mirip mirip, kalo kita ke rumah eyang, ubin kamar mandinya kaya gitu, hanya ini terbuat dari batu. Sekarang gedung gedung cantik di jalan ini dipakai sebagai kantor kantor kaya bank dan kantor Telkom.



TOKO OEN
Jl Pemuda 52 (depan Sri Ratu Mall)



Toko favorit gue di Semarang, sudah ada sejak tahun 1936, tapi sepertinya sih dekorasi ataupun perlengkapan lainnya ngga terlalu banyak dirubah. Unik juga sih kalau mikir bahwa hampir di tiap kota besar ada toko gini kaya Ragusa (Jkt), Baltik (Bdg) atau yang di Surabaya itu.

Di sini menjual aneka roti kering kaya lidah kucing (my fav..nyam nyam..), spekulas dan kue kue lain. Lalu ada hand made es krim, yang terkenal banget adalah tutti fruity (satu potong es krim coklat, vanila dan ada buah buahan keringnya. Ada juga Oen Symphony (coklat, vanila, strawbery and green soda, pakai wafer), terus Napolitana, Chipolata, Donimo dll. Es krim nya lumayan komplit kok jenisnya.

Juga ada makanan kecil and besar. Coba resoles dengan mustard yang uenak tenan, hoezarensla (selada with mustard), soup, salad, Indonesian food, ada juga western food (winner schenitzel, gordon blue, steak or chinesse food khas semarang (ke kian cia, tjap cay dll)
Harganya juga sedeng aja sekita belasan ribu sampai sekitar 40 ribuan.

Kalau sama keluarga, coba di ruang makan sebelah dalem. Berasa makan di jaman baheula gitchu dehh...

Tips, kalau mau Lumpia, di deket situ ada Lumpia Mbak Lien yang ngetop. Jalan dikit sampai depan Hotel Blambangan untuk nyicipinnya..


PESTA KEBUN
Jl. Veteran 29

Kalau masih suka yang bersuasana ke Belanda belandaan, bisa mampir ke sini. Tempatnya rada naik ke arah Gombel. Gedung tua ini dipugar khusus untuk menjadi resto. Pas masuk, banyak ditemui hiasan or pajangan pajangan jam-dul. Ada satu yang malah bikin gue serem, ada satu kereta bayi a la film Rosemary Baby (film horror tahun 80an kalo ngga salah) and I hate it, nakutin banget sih. Others, keren banget. Ada sepeda sepeda tua dari sepeda anak kecil sampai sepeda kumbang buat kencan (lumayan keringetan kalih soalnya gombel ini nanjaknya boleh bangettt), radio tua, ada kotak pos jamdul dipajang di ruang depan. Ada satu ruang (kaya lounge lah kalo sekarang) yang banyak dikasih iklan iklan jamdul.

Kalu dilihat dari keterangan di place mat nya, dinamakan Pesta Kebun karena semuanya berawal dari sebuah mimpi di mana terbayang romantisme & keceriaan suatu pesta kebun yang sering diadakan oleh tuan meneer di masa lalu.

Makanan nya..wis kumplett tenan, menunya ada udah kaya majalah. Tapi design nya cantik banget; dengan foto foto kuno yang menarik dan sedikit sejarah tentang kota semarang plus penamaan menu menunya sangat kreatif. Jadi setiap menunya ditambahkan something yang khas semarang. Kaya : makroni schoitel gereja bledoek, pastel toetoep bioskop orion, mie goreng djawa kopral djono, soep boentot pasar djohar, steik tenderloin toean raffles dll.